Rabu, 10 Desember 2008

Saatnya memilih !

Pemilu sebentar lagi, gak di iklan, flier, baliho, pamphlet, di UGM juga. All about campaign. Saya sudah 18 tahun, boleh memilih pada 2009 nanti. Pilih siapa ya? Belum tahu. Tapi gak mau asal pilih, satu suara sangat berarti.

Banyak wakil rakyat dan jajaran yudikatif ketangkap KPK sudah jadi isi di lembaran di diary republik kita tahun ini. Serem juga, kita tahu penghasilan mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, itu pasti. Kenapa harus korupsi? Ini salah satu masalah yang bikin euphoria pemilu berkurang, mayoritas rakyat mungkin takut. Takut buat memilih, takut buat kecewa.

Pendapat pribadi saya.

Kuping saya panas sebenarnya kalau mendengar ada teman atau kerabat yang bilang “Ah, wakil rakyat, kerjaannya korupsi.” Rasanya pengen bilang, ayolah… anggota DPR RI 550 orang, belum DPD dan DPRD. Apakah 100% hanya korupsi? Kalo iya, bisa aja dong dalam setahun KPK menyidang ke-550 nya. Kalo perlu buku daftar wakil rakyat sekalian diisi kasus mereka masing-masing. Tapi apa iya, itu terjadi? Saya tidak punya jaminan berapa persen yang tidak korupsi. Tapi paling tidak saya tahu satu orang yang tidak, merembet ke teman beliau, banyak kok yang bersih. Beliau adalah ayah saya. Insya Allah bersih. Bisa dipriksa. Kami bahagia tinggal di rumah sederhana, tapi istana kami. Bahagia dengan canda tawa, dan support satu sama lain walaupun tidak berlimpah harta. Ini wacana. Saya yakin banyak cerita semacam ini dari keluarga lain.

Lalu, kursi kosong saat rapat. Yang saya usahakan selalu bilang pada ayah saya “pa, gak boleh bolos ya!” tetapi memang beliau tahu tanpa saya beri tahu. Beliau menikmati pekerjaannya. Lima tahun yang berharga baginya. Itu argumen saya mengapa saya gak suka dengar yang aneh-aneh, karena saya, disini, tahu faktanya. Bukan hanya konklusi dari sample data yang didapat dari Koran atau TV semata. sebelum berteriak suatu yang ekstrim, mari berpikir terlebih dahulu..

Saya bukan pro wakil rakyat sebenarnya. Saya juga benci koruptor. Orang yang suka titip absen saja saya tidak suka, apalagi koruptor. Tetapi Apa hubungannya titip absen dengan korupsi?

Titip absen

Orang berangkat ke kampus dengan berbagai cara, ada yang dengan kendaraan pribadi, naik kendaraan umum, dan berjalan kaki. Ada opportunity cost pada saat seseorang berangkat kuliah, ada nilai perjuangan di dalamnya. Rasanya tidak fair kalau kita menukarnya dengan coretan pena paraf. Ekstrim gak sih pendapat ini? Tapi saya gak suka. Semoga untuk ke depan saya juga tidak munafik untuk tidak menitip absen. Ini sama dengan pelajaran bapak John Suprihanto, dosen bisnis pengantar saya, pagi ini. Jadilah orang yang berjiwa besar. Kalau kita membolos, akuilah..

Korupsi

Singkat kata, uang rakyat dimakan oleh koruptor. Tahukan mereka bagaimana keringat rakyat mengucur deras untuk tiap sennya? Untuk rakyat semacam Bakrie bukan masalah, namun bagaimana dengan Pak Sabar? Tukang bakso di dekat rumah saya. Korupsi kejam dan tidak beradab.

Hampir sama ya? Tidak menghargai, mau enaknya sendiri.

Jadi, hati-hatilah dalam memilih…

Jangan tidak percaya, tapi pilih, dan control !

posting lagi

Sudah lama gak posting. Rasanya iri melihat blog temen-temen yang penuh dengan cerita kocak dan bermakna. Sebenarnya bukan karena gak sempet, tapi kurang bulat tekat saya luangkan waktu untuk menulis. Buat saya suka dan bisa menulis dengan baik itu penting. Menulis adalah menyampaikan kembali apa yang kita sintesa dari banyak sumber dalam bentuk verbal. Saya kurang up date dalam membaca. Ini crucial. Apa yang mau ditulis kalo tidak ada yang dibaca?

Kata kinkin budayakan paling tidak sebulan satu buku. Oke! I’ll do it. (kalo mood saya terus kayak sekarang, insya Allah bisa kin.)

Hari ini

10 Desember 2008

Satu beban atau lebih tepatnya tanggung jawab sudah saya laksanakan sebaik mungkin, seoptimal mungkin semampu saya. Masih ada celah di sana-sini, namun itulah manusia, tidak luput dari salah. Bukan masalah besar, inilah proses belajar. Imagama, saatnya memilih! Buat semua mahasiswa UGM, ayo sukseskan Pemira 2008, gunakan hak pilih kita! Aspirasikan hak politis kita, demi perubahan ke arah yang lebih baik. Tidak ekstrim, tapi pasti ada.

Saya sudah lihat dua calon berorasi, Yuscha dan Kuma. Cukup untuk gambaran dalam memilih.

Takjub deh sama panelis-panelis tadi. Kapan ya saya bisa seperti mereka. Bukan berusaha menjadi orang lain, tetapi insan kritis yang intelek dan peduli lingkungan, it’s better I think. Kata Sutrisno Bachir “hidup adalah perbuatan” . Benar pak Bachir, make it precious ! Jadi ingat, Mas Andry Javs tadi berkata bahwa kita tidak boleh terlalu bangga hanya dengan berkuliah di kampus Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Kita harus torehkan prestasi juga, karena ini penting. Menurut beliau akhir-akhir ini FEB UGM bisa dikatakan absen dalam prestasi akademik, khususnya bidang olimpiade. Iyakah? Padahal saya rasa ada putra-putri terbaik di FEB UGM. Seharusnya kita bisa.

Saya bisa? Belum terjawab. Tapi untuk Anda tahu sebenarnya saya ingin ikut olym, tapi entah kapan ya bisa tercapai. Usaha saya masih sangat kurang nampaknya. Apapun itu, mari berjuang bersama!