Intinya, saya harus mulai memupuk kebiasaan baik mandi dua kali sehari, setelah bertahun-tahun absen.

muka segar
Saya sebenarnya ingin posting hari-hari penuh kebahagiaan saya di bulan ini. Tanggal 4 dan 5 februari lalu, saat semua orang tersayang sangat membuat saya merasa spesial. Apalagi cerita tentang ipa empat. Sayangnya, setelah saya baca dan terlalu saya-sentris, pasti agak males bacanya. Saya tunda dulu deh. Tapi saya ucapkan terimakasih banyak untuk teman-teman semua.. saya sayang kalian, dan nyaman berada di antara kalian..
Well, pagi ini saya krs pertama dalam hidup. Saya rencanakan berangkat pukul enam pagi. Terdengar lebay bagi sebagian orang, saya merenung, akhirnya berangkat pukul 07.30.
Setiba saya di kampus, pemandangan yang tidak diduga terlihat nyata, antrian panjang, seperti di kediaman dukun cilik Jombang. Yang ini berlebihan. Rencana krs yang telah saya susun rapi kemarin, amburadul kemana-mana. Tapi bodo amat, terima saja dengan lapang dada.
Saya sudah bosan libur kalau boleh jujur. Liburan kali ini saya hanya ngendon di Jogja. Bukan masalah sebenarnya, karena kesenangan itu ada dimana-mana. Tetapi rutinitas saya agak memuakan, atau malah sangat-sangat. Kalau bisa bermain keluar rumah saya rasa tidak akan begini jadinya, tetapi sudah rahasia umum kalau saya ini anak setengah pingit. Nggak dipingit banget, tapi ga dilos juga.half pingit.
Betapa tidak, kita tengok jadwal harian saya saat tak ada acara, begini:
05.00 bangun solat subuh,langsung tidur lagi beberapa menit setelahnya
10.00 badan terasa segar dan saya siap untuk benar-benar bangun
10.02 baca headline Koran
10.30 nonton tivi lalalalalala
13.00 bobo siang
15.30 bangun lalalallala
*tau-tau uda magrib.
Untungnya saya gak suka lia dan sekar, jadi belom RCTI mode on
20.30 alisa
21.30 rafika
22.30 nonton bioskop trans tv atau film di indosiar
01.00 baca buku
02.30 ngantuk, dan tidur
Tidak sehat, bukan? Beda cerita kalau ada papa saya. Beliau paling gak suka saya tidur seusai subuhan. Dengan penuh acting saya tahan mata, baca Koran tegak-tegak, di balik Koran mata saya terpejam. Kalau dipanggil saya akan kaget sejadi-jadinya, sulit untuk acting muka gak bangun tidur di balik koran. Subtitusinya kadang saya ganti dengan nonton star kids. Tapi tambah parah aja, asty ananta sangat tidak menarik, walau rambutnya berkilau. Boneka nerbicaranya juga sangat jayus. Saya tertidur lagi di sudut kursi keluarga. Sampai papa satya meneriakan”koyo gombal amoh..”
Kejem.
Suatu hari saya sok melek pasca subuhan, kembali ke kamar, dan tidur lagi. Pukul 11.00 saya terbangu kaget, papa saya teriak memanggil. Ide baru, bawa buku, sok mengisi waktu dengan membaca sejak habis subuhan sampai pukul 11.00. ayah saya berkata”tiduuuurr aja kerjaanmu..”
Sambil ngangat buku“aku baca kok, ini..nii”
Beliau mematahkannya”ah kamu, bangun tidur langsung ambil buku, biar dikira habis baca..”
“gak kok, enggak.. yeee!”jawaban saya makin tak logis.
Intinya papa saya gak bisa diakalin.huh..
Suatu hari saya bercerita kepada teman saya, bunga. “kenapa sih papaku gitu banget?padahal kan aku libur..”
Setelah saya ceritakan kronologisnya, bunga bilang”nek aku koyo koe, aku wes diusir bapakku..”
Saya pun sadar, tapi hal itu berulang di keesokannya.
Kalau dipikir-pikir emang tingkah saya sangat kekanakan, tidak menggambarkan wanita 19 tahun yang harusnya bagun pagi, menyapu halaman, dan membantu ibu memasak di saat liburan. Entahlah.. saya bingung sendiri
Tapi saya akan berusaha untu berubah, harus bisa!
Malam ini sebaiknya saya tidur cepat, agar bisa segar besok pagi. Walaupun kenyataan pahitnya, saya baru bangun tidur sore ini pukul 16.00 setelah tidur dari pukul 12.00.